Sangat Baik Jadi Yang Terbaik, Tapi Yang Terbaik Adalah Jadi Orang Baik

Selasa, 07 Juli 2015

Umar Bin Abdul Aziz dan Yazid Bin Muawiyah, (Bagai Bumi dan Langit)

   
Ada dua tokoh dalam sejarah islam yang akan saya kupas dalam artikel ini. Yang pertama adalah Umar Bin Abdul Aziz. Ibunya adalah Ummi Ashim, anak dari  perkawinan Ashim Bin Umar bin Khattab dengan seorang perempuan biasa yang terkenal sangat jujur. Dalam sejarah islam, perempuan inilah yang menolak bujukan ibunya untuk mencampur susu onta dengan air agar untungnya besar pada saat dijual karena yakin bahwa Allah akan melihat perbuatan itu walaupun tak ada orang yang tahu. . Jadi Umar Bin Khatab adalah cicit Umar Bin Abdul Aziz. khalifah kedua yang terkenal sangat mencintai Nabi Muhhamad.
    Tokoh yang kedua adalah Yazid Bin Muawiyah. Ayahnya adalah Muawiyah Bin Abu Sufyan.seorang politikus tulen yang berkat kelicikannya pada Perang Shiffin berhasil memperdaya khalifah Ali Bin Abu Thalib dan akhirnya berhasil menyingkirkan Hussein Bin Abu Tholib dari kursi kekhalifahan. Jadi Yasid Bin Muawiyah adalah cucu Abu Sufyan bin Harb, salah seorang pemimpin utama Bani Quraisy di Mekkah yang sangat menentang Muhammad. Dia termasuk dalam kelompok terakhir yang masuk islam. Ada sebagian analisis menyebutkan bahwa masuknya Abu Sufyan ke agama islam lebih bersifat politis dan berdasarkan perhitungan untung rugi daripada berdasarkan kesadaran bahwa islam adalah agama yang sebenar-benanrnya.  
    Dari buyut orang baik semacam Umar Bin Khatab, dan nenek seorang yang sangat jujur itulah terlahir seorang pemimpin yang sangat jujur dan disegani oleh kawan maupun lawan. Cerita tentang betapa amanahnya Umar Bin Abdul Aziz pada saat memegang kekuasaan sudah banyak dicatat dalam sejarah islam. Bahkan, terdapat cerita pada saat dia meninggal dia tidak meninggalkan warisan apa pun kepada anak-anaknya.
     Sebaliknya, dari seorang yang licik, lahirlah keturunan yang licik juga. Kelicikan yang dimiliki oleh Abu Sufyan, diturunkan kepada anaknya Muawiyah, dan akhirnya menurun lagi kepada Yazid Bin Muawiyah. Pada jaman Yazid inilah terjadi peristiwa kelam dalam sejarah islam, yaitu dibunuhnya cucu Nabi Muhhamad, Hussein Bin Abu Thalib dengan cara yang biadab. Demi mempertahankan kekuasaan, cucu kesayangan Nabi Muhhamad itu ampai dipenggal kepalnya.. 
     Sejarah kedua tokoh islam tersebut seharusnya dapat kita jadikan cermin bahwa pada dasarnya kekuasaan dapat menimbulkan keburukan jika seseorang tidak mampu memegang amanah yang diberikan kepadanya. Sudah seharusnya seseorang menjadi orang yang baik, memilih jodoh yang baik, memberi nafkah yang baik pada anak-anaknya, dan mendidik anak-anaknya secara baik juga agar kelak akan terlahir keturunan-keturunan yang baik, yaitu keturunan yang ikut memelihara bumi ini dan bukan ikut menghancurkannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar